Metode pembelajaran merupakan suatu konsep yang harus dimiliki oleh setiap pengajar/guru. Metode pembelajaran yang tepat sangat berperan demi terciptanya tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Dari dulu metode yang digunakan oleh para pengajar pada prinsipnya sama, apakah itu dengan cara diskusi, praktek secara langsung ataupun cara-cara lainnya. Namun siswa suatu saat akan mengalamai kejenuhan dengan metode tersebut dan juga tidak semua siswa bias menerima cara-cara tersebut karena setiap siswa memiliki tingkat intelegen yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari bisa kita lihat bahwa acara televisi, lagu, video, animasi ataupun gambar-gambar yang menarik bisa menimbulkan rasa ketertarikan dan penasaran serta tidak membuat kita merasa cepat jenuh. Dan juga kita lebih mudah mengerti dan menerimanya itupun karena adanya inovasi dan kreativitas yang terus-menerus sehingga masyarakat tidak mudah bosan bahkan menunggu.
Dari kehidupan sehari-hari seperti yang telah diuraikan, maka tidak ada salahnya para pengajar menggunakan metode/cara seperti halnya televisi, lagu ataupun gambar. Untuk mengimplementasikan metode tersebut secara tidak langsung kita akan berhubungan dengan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi dari hari ke hari terus berkembang dengan pesatnya. Mengapa kita tidak memanfaatkan teknologi informasi tersebut untuk melakukan metode pembelajaran ?. Mau tidak mau para pendidik dituntut untuk menguasai teknologi informasi meskipun sedikit atau sekedar tau informasinya, karena cakupan dari teknologi informasi sendiri sangat banyak.
Bila kita bicara mengenai televisi, lagu, animasi dan gambar maka kita akan berbicara mengenai multimedia. Multimedia merupakan gabungan dari suara, video, animasi, teks dan gambar yang dijadikan satu sehingga menjadi lebih menarik dan mencapai dari tujuan yang diinginkan.
Dalam multimedia sendiri terdapat beberapa yang dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah dalam bentuk CD interaktif ataupun presentasi interaktif. Multimedia ada yang interaktif dan ada yang linear. Multimedia linear tidak mengikutkan user, user hanya sebagai penonton saja sedangkan interaktif/hierarki mengikutsertakan user dalam penggunaan aplikasinya.
Kita bisa menggunakan kedua-duanya, tentunya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Dalam pembuatan aplikasi pembelajaran menggunakan multimedia, pertama yang harus dilakukan adalah membuat konsep/struktur dari aplikasi tersebut. Bagaimana aplikasi yang dibuat nanti mempunyai daya ketertarikan dan mudah di mengerti serta mudah diserap oleh siswa. Selanjutnya adalah mengumpulkan materi dan bahan-bahan pendukungnya dan juga membuat desain antar muka dan melanjutkannya menjadi desain aplikasi. Setelah itu baru proses pembuatan aplikasi dilakukan dengan menggunakan software yang digunakan untuk keperluan pembuatan aplikasi multimedia seperti software macromedia flash dan macromedia director. Sebenarnya dengan menggunakan power point juga bisa diterapkan tapi kita tidak bisa mengembangkan lebih baik/menarik lagi karena keterbatasan dari software tersebut. Dalam pembuatan konsep diperlukan ide dan kreatifitas yang tinggi agar tujuan yang diharapkan tercapai. Kreatifitas sendiri bisa dimulai dengan meniru dan memodifikasi, maka dengan sendirinya kreatifitas itu akan muncul . Kita bisa mencari referensi, tutorial ataupun informasi di internet. Memang jika di pikir akan terasa berat bagi para pendidik karena kita dituntut untuk menguasai software tersebut dan juga dituntut untuk kreatif. Tapi jika kita mengandalkan metode lama maka hasilnya masih minimal, sekarang jaman sudah serba teknologi jadi gunakan teknologi dalam dunia pendidikan supaya memperoleh hasil yang lebih maksimal.
Dari uraian singkat diatas bisa disimpulkan bahwa multimedia menjadi alternative sebagai media dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran diharapkan menumbuhkan ketertarikan dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran dan juga memperoleh hasil/tujuan yang maksimal.
ॐ सन्ति सन्ति सन्ति ॐ